Minggu, 11 Desember 2011

Mitsaqon Gholidza dan Hubungannya dengan Membangun Ketahanan Keluarga (4)

Terapi Psikologis

Ada tiga teori untuk menerangkan mengapa “sesuatu” berlangsung dengan baik dan di tempat lain atau pada orang lain “sesuatu” itu justru tidak dapat berlangsung dengan baik.

• Teori Transaksional

Menurut teori ini, hubungan antar manusia (interpersonal) itu berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu apakah masing-masing merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah merugi. Jika merasa memperoleh keuntungan maka hubungan itu pasti mulus, tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu , putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan.

Demikian juga suami, isteri, mantu, mertua, mereka berfikir; kontribusi mereka sebanding dengan keuntungan yang diperoleh atau malah rugi. Oleh karena itu seyogyanya, suami, isteri, mantu dan mertua selalu bertanya; apa yang dapat saya berikan, jangan bertanya apa yang dapat saya peroleh. Isteri pasti penuh perhatian kepada suami jika ia merasa banyak menerima dari suami, mertua juga pasti sayang mantu jika merasa banyak menerima dari menantu. Suami pun akan semakin sayang kepada isteri jika ia merasa banyak menerima dari isteri, sang mantu juga akan sangat hormat kepada mertua jika ia merasa banyak dibantu.

• Teori Peran

Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana semestinya peran setiap orang dalam pergaulannya . Dalam skenario itu sudah ‘tertulis” seorang Presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, mantu , mertua dan seterusnya.

Menurut teori ini, jika seseorang mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmoni, tetapi jika menyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur sutradara. Wanita sudah bersuami tetapi genit di depan umum, pasti digunjing orang banyak, karena menurut skenario, seorang isteri hanya boleh genit kepada suaminya. Seorang suami tidak bekerja, isterinya bekerja membanting tulang, tetapi suami tenang-tenang saja hidup numpang isteri. Nah lelaki seperti ini pasti tidak dihormati orang karena menurut skenario, suami adalah tulang punggung keluarga.

• Teori Permainan

Menurut teori ini, klasifikasi manusia itu hanya terbagi tiga, yaitu anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggung jawab, dan jika permintaanya tidak segera dipenuhi ia akan nangis terguling-guling atau ngambek.

Sedangkan orang dewasa, ia lugas dan sadar akan tanggung jawab, sadar akibat dan sadar resiko. Adapun orang tua, ia selalu memaklumi kesalahan orang lain dan menyayangi mereka. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis terguling-guling ketika minta eskrim tidak dipenuhi, tetapi orang akan heran jika ada orang tua yang masih kekanak-kanakan.

Suasana rumah tangga juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya ditunjukkan. Sudah semestinya suami dan isteri bersikap dewasa, tetapi kepada anak-anaknya mereka harus bersikap sebagai orang tua. Mereka juga tidak kaget jika melihat sikap anak-anaknya yang kekanak-kanakan. Jika mereka tidak bisa bersikap sesuai dengan tingkatannya maka suasana pasti runyam.

Sumber : Mubarok Institute